Kebiasaan-kebiasaan Buruk Ortu Yang mempengaruhi Perilaku Buruk Anak
Dunia
anak adalah dunia bermain dan belajar. Setiap keluarga juga tidak
pernah jauh dari yang namanya masalah. Dengan adanya permasalahan
tersebut, tidak jarang suami dan istri bertengkar meskipun hanya
pertengkarang-pertemgkaran kecil. Tidak selayaknya dunia anak dicampuri
dengan masalah-masalah orang tua yang cenderung berat dan jauh dari pola
pikir anak. Agar buah hati anda tidak terkontaminasi dengan segala
permasalahan kita, alangkah lebih baik bagi kita sebagai orang tua,
untuk tidak bertengkar di depan anak-anak. Karena bila seorang anak
terlalu sering melihat orang tuanya bertengkar, tentu sangat tidak baik
ef
eknya bagi perkembangan kepribadian sang anak. Buah
hati kita bisa menjadi anak yang mudah minder dalam bergaul dan susah
konsentrasi dalam belajar, karena di dalam pikirannya selalu penuh
dengan permasalahan-permasalahan yang belum saatnya mereka terima.
2. Berlaku Kasar Kepada Pembantu Rumah Tangga
Tidak
jarang seorang majikan memperlakukan Pembantu Rumah Tangganya dengan
tidak baik. Memerintah dengan sesuka hati, kadang dengan suara keras.
Dan bila Pembantu Rumah Tangganya melakukan kesalahan, sang tuan akan
marah sejadi-jadinya di depan anak-anak mereka. Bila kita sering
memperlakukan PRT dengan cara demikian, akan lebih baik bila kita
menghentikan kebiasaan ini. Karena hal ini bisa menyebabkan anak menjadi
sulit menghargai orang lain, terutama orang-orang yang mereka anggap
lebih rendah (mempunyai status sosial lebih rendah). Efek lainnya, bisa
jadi buah hati kita menjadi sulit menghormati guru mereka di sekolah dan
cenderung meremehkan, karena menganggap guru memiliki kedudukan lebih
rendah dari mereka. Hal ini tentunya bisa menyebabkan terganggunya
proses belajar mengajar anak di sekolah.
Akan
lebih baik bagi kita orang tua, untuk menghargai dan menghormati PRT
kita layaknya saudara atau karyawan. Saya yakin, bila kita memperlakukan
PRT dengan sebaik mungkin, mereka pasti akan melakukan segala pekerjaan
mereka dengan baik. Buah hati kita pun tidak akan mendapati kita
“menindas” orang yang lebih lemah, dan bisa belajar menghargai orang
lain.
Sebagai contoh
kasus yang lain (mungkin tidak berhubungan dengan poin ini, tapi semoga
bermanfaat), saya pernah mendengar suatu kasus seorang PRT
memperlakukan anak majikan dengan tidak baik dan bahkan melakukan
tindakan yang mengarah pada penganiayaan kepada anak
majikan. Kasus ini terungkap setelah seorang tetangganya secara
diam-diam merekam aksi penganiayaan yang dilakukan oleh sang PRT.
Setelah dilaporkan kepada pihak yang berwajib, sang PRT mengaku bahwa
perlakuan tidak baik yang dia lakukan kepada anak majikan dikarenakan
perlakukan yang tidak baik oleh majikan kepada PRT tersebut (berlatar
belakang dendam). Bila yang terjadi demikian, siapa yang salah?
3. Terlalu Acuh Pada Tetangga
Saya
sangat bangga dengan orang tua saya, karena mereka sangat baik kepada
tetangga-tetangga kami, terutama dengan tetangga rumah sebelah dan
depan. Tidak jarang keluarga kami saling memberikan oleh-oleh bila kami
pulang tamasya atau mengadakan suatu pesta di rumah. Tetangga-tetangga
kami kadang bercengkrama dan membiarkan anak-anak mereka bermain bersama
teman yang lain di depan rumah keluarga kami. Bila di depan rumah
banyak orang, saya pasti tertarik untuk keluar supaya saya bisa bermain
dengan teman-teman kecil saya. Saat orang tua saya bertemu dengan para
tetangga pun, mereka minimal akan saling memberikan senyuman. Namun hal
demikian kadang tidak saya temukan di rumah teman atau saudara saya.
Beberapa diantara mereka cenderung acuh dan tidak peduli dengan tetangga
dekat mereka. Bahkan ada beberapa diantara tetangga teman saya yang
justru bermusuhan. Saat saya bermain di rumah teman saya, ada seorang tetangga yang ngemong
anaknya di depan rumah teman saya. Waktu itu saya mengajak teman saya
untuk bermain di luar rumah, namun teman saya malah menjawab,”Males ah…
Ada tetangga yang nyebelin tuh di depan rumah.” Dari teman saya, saya
bisa belajar akan pentingnya menjaga hubungan baik dengan
tetangga-tetangga dekat kita. Akan lebih baik lagi bila kita bisa
menganggap mereka layaknya sahabat atau saudara. Karena walau bagaimana
pun, peluang kita untuk bertemu dengan mereka sangatlah besar. Bila kita
acuh tak acuh terhadap tetangga kita apalagi sampai bermusuhan, tentu
juga akan membawa efek yang tidak baik bagi anak. Setiap anak
membutuhkan tempat yang kondusif agar mereka bisa tumbuh dan berkembang secara
kejiwaan. Dan bila hubungan kita tidak baik dengan tetangga-tetangga
dekat kita, hal ini bisa menyebabkan buah hati kita menjadi sulit
berkembang terutama di lingkungan rumah kita sendiri, karena secara
tidak langsung kita telah mengajarkan sifat tertutup kepada mereka.
4. Terlalu Banyak Melarang
Mungkin kita berpikir, dengan banyaknya larangan yang kita berikan kepada buah
hati kita menandakan bahwa kita begitu perhatian kepada buah hati kita.
Namun larangan tidak selamanya tepat, karena terlalu banyak melarang
akan membuat anak menjadi sulit untuk berkembang dan berpikir kreatif.
Akan lebih baik bagi kita untuk mengubah larangan menjadi sebuah
nasihat.
Misalnya, pada saat kita …
a. Tidak mengijinkan buah hati kita pulang terlalu larut malam.
Ubahlah kata,”Jangan pulang
malam-malam”, menjadi “Kalau kamu pulang malem-malem, kamu kehilangan
waktu kamu buat belajar. Selain itu… Mama Papa kan jadi khawatir. “
b. Tidak mengijinkan buah hati kita terlalu banyak bermain.
Ubahlah
kata,”Jangan terlalu banyak bermain”, menjadi “Kalau kamu terlalu
banyak bermain, kamu nanti malam kecapean. Kalau sudah kecapean, kamu
pasti gak mau belajar.
Hal
terpenting yang ditekankan di sini adalah saat kita menasihati buah
hati kita melakukan sesuatu, jangan terfokus pada hal yang kita larang,
melainkan alasan kita melarang. Dan intonasi yang kita gunakan saat
menasihati bukan intonasi kemarahan, namun lebih pada kekecewaan. Akan
lebih baik bila kita melakukan hal ini sedini mungkin dalam menasihati
buah hati kita, sehingga buah hati kita pun lebih mudah dinasihati oleh
semua orang, termasuk guru-guru mereka di sekolah. Karena saya pernah
menemukan beberapa anak yang sangat sulit dinasihati dengan cara lembut,
dan setelah ditelusuri, ternyata mereka sudah terbiasa dididik secara
keras oleh orang tua mereka, sehingga sulit untuk dinasihati secara
lembut oleh semua orang termasuk oleh guru-guru mereka.
5. Kurang Bisa Mendengarkan Menjadi Pendengar Yang Baik
Mungkin
buah hati kita sering bertanya dan bercerita tentang hal-hal yang
menurut kita tidak penting, dan mungkin kita menganggapnya sebagai suatu
hal yang bodoh. Namun sebagai orang tua, tidak sepantasnya bagi kita
untuk tidak menanggapi mereka dan bersikap cuek saat buah hati kita
bertanya dan bercerita tentang hal-hal yang menurut kita tidak penting.
Bila kita kurang bisa menanggapi pertanyaan, keluh kesah, cerita dari
buah hati kita dengan baik, buah hati kita pun bisa cenderung tumbuh
menjadi anak yang tertutup kepada kita, dan lebih suka belajar kepada
orang lain dan mengungkapkan segala permasalah hidupnya kepada orang
lain. Padahal orang lain di luar sana, belum tentu orang yang “tepat”.
6. Jarang Memuji
Sebagai
orang tua atau orang yang lebih dewasa daripada buah hati kita, tentu
kita lebih bisa terkagum oleh hal-hal yang besar. Misalnya, melihat
orang dengan pakaian yang unik dan lucu. Baru kita mengatakan bahwa
orang tersebut sangat lucu dan memberikan apresiasi yang
besar kepada orang lucu tersebut. Namun bagaimana dengan buah hati kita?
Bisa apa dia? Ngomong aja masih susah… Apalagi berbuat sesuatu hal yang
luar biasa. Dalam hal ini, sebagai orang tua akan lebih baik bagi kita
untuk bisa memberikan pujian kepada buah hati kita saat melakukan
hal-hal yang menurut buah hati kita luar biasa. Jadi hal
yang luar biasa di sini, bukan dengan pemikiran kita, melainkan dengan
pemikiran buah hati kita. Maka kita sebagai orang tua harus peka dalam
hal ini. Kita harus bisa memberikan pujian kepada buah hati kita,
meskipun itu adalah hal-hal yang kecil dan sederhana. Misalnya,
memberikan pujian saat buah hati kita bisa berjoget, memberikan pujian
saat buah hati kita bisa bersalaman, memberikan pujian saat buah hati
kita bilang..”bye-bye…”, dan masih banyak hal-hal kecil yang luar biasa
bila kita mau mengerti pola pikir seorang anak. Bila kita jarang
melakukan pujian kepada buah hati kita, maka buah hati kita pun bisa
tumbuh menjadi pribadi yang haus akan pujian dan perhatian. Bila kita
tidak biasa memuji buahhati kita, kepada siapa mereka akan meminta
pujian. Tentu saja di luar sana, buah hati kita yang “dewasa” akan
mencari pujian-pujian untuk menarik perhatian banyak orang, dengan
berpakaian yang tidak sopan, berkata kasar, berperilaku tidak baik,
untuk memuaskan kerinduan mereka untuk menerima pujian.
7. Membeli Barang-barang yang tidak penting
Sebagai seorang yang orang tua yang berkarir, tentu bukan masalah lagi dalam hal mendapatkan uang. Terkadang
saat kita merasa memiliki uang lebih, kita akan berpikir, buat apa uang
yang kita miliki ini. Tidak jarang kita lalu membeli barang-barang yang
tidak perlu, atau menggunakan uang tersebut untuk foya-foya. Bila kita
bergaya hidup demikian, maka ini akan sangat memperngaruhi kepribadian
buah hati kita. Buah hati kita bisa tumbuh menjadi pribadi yang boros
dan tidak bisa menghargai uang. Selain itu, bila buah hati kita merasa
segala kebutuhannya telah bisa dicukupi dan merasa bila ortunya memiliki
uang yang berlebihan, tentu buah hati kita akan berpikir,”Bila orang
tuaku punya banyak uang, buat apa aku ke sekolah dan belajar?” Dan
tentunya ini akan sangat berpengaruh pada pendidikan akademis buah hati
kita, karena mereka akan cenderung meremehkan pendidikan, karena mereka
telah berpikir…. “Yang penting ada uang.” Padahal, hidup bukan hanya
untuk uang bukan?
Artikel ini ditulis oleh Kak Zepe, Pencipta Lagu Anak di dalam
aplikasi LAGU ANAK KAK ZEPE. Aplikasi ini bisa didownload GRATIS secara
online dengan media android, Ipad, dan Ipod.Untuk mendownloadnya silakan
search di GOOGLE PLAYSTORE,
atau klik https://play.google.com/store/apps/details?id=com.educastudio.kolakkakzepe1
Atau klik gambar di bawah ini:
Atau klik gambar di bawah ini:
Silakan Mempublikasikan Karya-karya Saya dengan mencantumkan:
Karya Kak Zepe, lagu2anak.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar