Agar Punya Anak Yang Kreatif, Sebaiknya Ortu Jangan…….
1. Terlalu Mendikte atau Melarang
Terlalu
banyak mendikte atau melarang ternyata tidak baik untuk perkembangan
sang anak. Hal ini bisa membuat seorang anak tidak punya inisiatif. Anak
yang tidak punya inisiatif, bisa juga berdampak pada
lemahnya kreatifitas sang anak. Padahal kreatifitas sangatlah penting
bagi masa depan sang anak di masa yang akan datang. Anak yang terlalu
banyak didikte dan dilarang bisa menjadikan anak lebih tertutup dan susah bergaul. Dalam hal ini, sebagai orang tua, kita harus lebih banyak membimbing pada saat anak-anak melakukan hal-hal yang baru, dan menasihati
mereka bila melakukan kesalahan. Seorang anak juga harus belajar dari
kesalahan, agar mereka tahu sebab dan akibat dari apa yang mereka
lakukan. Dan hal yang paling pokok dalam memberikan kebebasan kepada
sang anak adalah supaya mereka bisa belajar bertanggungjawab, terutama
terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
2. Terlalu Membatasi ide dan opini
Setiap anak pasti memiliki ide-ide saat sebelum mereka melakukan sesuatu. Misalnya, pada saat mereka bermain sebuah permaian
puzzle. Mereka mungkin akan menyusun puzzle hingga membentuk sebuah
gedung yang sangat tinggi. Bila melihat hal ini, maka yang terbaik yang
bisa anda lakukan adalah menasihati dengan mengatakan,”Nak… Kalau kamu
menyusun puzzle sampai setinggi itu, bisa jatuh. Kalau jatuh, nanti
puzzlenya bisa cepet rusak. Kalau rusak, Papa nggak akan beliin yang
baru lagi lho ya… Lalu kalau menjatuhi kepala adikmu kan kasihan… . “.
Biarkan anak mengerti segala konsekuensinya saja, tanpa kita harus
melarangnya. Dan kalau buah hati anda tetap keras kepala, biarkan saja.
Biarkan anak belajar dari apa yang telah mereka lakukan. Hal ini akan
lebih bermanfaat, daripada anda membatasi dengan segala
larangan-larangan yang tidak berdasar. Dalam hal ini, tentu kita juga
harus lebih cerdas untuk mengerti seberapa batas “kesabaran” yang kita
berikan bagi berikan kepada buah hati kita. Bila buah hati kita sudah
melakukan hal-hal yang berbahaya, tentu penanganannya sudah berbeda
pula. Misalnya, pada saat buah hati kita bermain dengan colokan listrik
yang terhubung dengan kabel beraliran listrik. Mungkin anda harus
bertindak cepat supaya buah hati anda tidak kesetrum. Hal terpenting
yang ditekankan di sini adalah tidak “terlalu” membatasi ide dan
pendapat anak, sehingga tidak mematikan ide-ide kreatif mereka yang
sedang berkembang dan jangan sampai buah hati kita memandang kita
sebagai seorang “mandor” yang sedikit-sedikit marah dan melarangnya
melakukan sesuatu yang baru.
3. Mengejek dan Mencela
Buah
hati kita adalah pribadi yang sedang berkembang dan masih banyak
membutuhkan waktu untuk belajar. Dalam hal ini, tentu apa yang mereka
lakukan dan mereka buat, tidak sebaik dengan apa yang kita lakukan dan
apa yang kita buat. Misalnya, pada saat buah hati kita
sedang melukis seekor burung. Mungkin burung tersebut lebih mirip seekor
cacing. Janganlah mengejek hasil karya buah hati kita tersebut, dengan
kata-kata yang menyakitkan, karena bisa berdampak buruk bagi semangatnya
untuk mau berkreasi. Akibat yang lain lagi adalah tumbuhnya sikap
pemalu dan minder. Maka lebih banyaklah memberikan pujian.
Dan bila anda merasa hasil karya buah hati kita belum baik, kita harus
terus memberikan motivasi. Akan lebih baik lagi bila anda mau membimbing
dan mengajar sang buah hati, agar bisa berkarya lebih baik lagi.
4. Menakut-nakuti Anak
Meskipun
kita sendiri takut terhadap sesuatu jangan sampai kita menunjukkan rasa
takut yang berlebihan. Misalnya pada saat kita melihat kecoa (dan kita
sangat gelid an takut bila melihat kecoa), yang terbaik anda lakukan
pertama kali adalah mencoba menghindarinya saja tanpa membiarkan anak
takut. Jangan sampai kita menunjukkan reaksi yang berlebihan dengan
berteriak, dan membunuh kecoa tersebut. Dan bila buah hati kita sudah
terlanjur tahu keberadaan kecoak tersebut, cukuplah anda berkata,”Say…
Ada kecoak tuh. Kecoak itu binatang yang jorok, hidupnya di comberan.
Yuk kita masuk ke kamar saja.”. Dan berusahalah melakukan dengan tenang,
tanpa membuat anak juga merasa ketakutan.
5. Membenci Anak
Meskipun
buah hati kita sering melakukan kesalahan dan sering membuat kita
jengkel, namun tetaplah menjadi orang tua yang sabar. Jangan sampai
didikan yang kita lakukan dilandasi dengan kebencian. Melainkan tetap
berpikir bahwa apa pun yang kita lakukan adalah demi
kebaikan buah hati kita, dan karena kita begitu menyayanginya. Sebagai
orang tua, dan tentu saja sebagai orang yang jauh lebih dewasa, kita
tentu wajib untuk bisa mengontrol emosi kita. Buah hati kita, adalah
pribadi yang masih sangat sensitif, sehingga bila kita sudah mulai
melakukan hal-hal yang “diluar batas”, bisa jadi luka-luka itu terbawa
hingga buah hati anda beranjak dewasa, dan membawa sifat bawaan yang
anda “teladankan” kepada buah hati anda. Nasihatilah buah hati anda dengan cinta, dan bila anda harus marah, marahlah dengan cinta. Sehingga buah hati kita
tidak akan merasakan kemarahan kita sebagai sebagai hukuman, melainkan
sebagai wujud ungkapan cinta kita kepada buah hati kita, karena kita
ingin buah hati kita tumbuh menjadi manusia yang lebih baik. Sehingga bila buah hati kita berubah bukan karena rasa takut kepada kita, melainkan sebuah perasaan cinta pula dan karena buah hati kita tidak ingin membuat kita kecewa dan bersedih.
Picture Taken From: clipartof.comSilakan Mempublikasikan Karya-karya Saya dengan mencantumkan:
Karya Kak Zepe, lagu2anak.blogspot.com
info terkini metrotvnews, info terbaru ahmadiyah, info terbaru ariel peterpan, infor teraktual, kedaulatan rakyat, infor breaking news, info yahoo, info wisata, info ariel peterporn, infor facebook, muke loe, muka loe, artis hot 2011, artis paling keren, artis terbaik 2011, terbaru fron pembela islam, info terbaru FPI, renungan harian kristiani, cerita pendek, dongeng anak, sayang anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar