Biarkan Kreativitas Anak Berkembang, Tanpa “Larangan"
Seorang
anak kecil, apalagi yang masih di usia di bawah tujuh tahun, tentu
masih sangat minim pengalaman. Itulah kenapa, anak di usia di bawah
tujuh tahun, masih suka melakukan hal-hal yang baru. Bila melihat
sesuatu yang baru, pasti mereka cenderung ingin melakukan hal tersebut.
Misalnya, pada saat kita sedang memasak, dan menggunakan pisau dengan
asyiknya, tidak jarang di dalam benak buah hati kita akan timbul rasa
ingin memegang bahkan memainkan pisau tersebut. Lalu bagaimana sikap
kita sebagai orang tua agar anak kita bisa terhindar dari bahaya tanpa
menghentikan semangat anak untuk mengembangkan kreativitasnya?
Bukanlah
hal yang asing bagi kita, bila seorang anak sangat membutuhkan
perhatian dan kasih sayang kita sebagai orang tua. Pada kasus ini,
peranan perhatian dan kasih sayang masih sangatlah penting. Bila kita
tidak ingin melihat buah hati kita tiba-tiba memainkan pisau, bahkan
tahu-tahu kita melihat jarinya berdarah. Itulah kenapa kita sangat perlu
melakukan tindakan pencegahan. Yang pertama anda lakukan adalah
memberikan informasi mengenai fungsi pisau. Kita bisa melakukan hal itu,
pada saat kita sedang memasak dan menggunakan pisau, tentu saja pada
saat buah hati kita sedang berada di dekat kita, atau pada saat buah
hati kita sedang memperhatikan kita kala menggunakan pisau. Berikanlah
informasi kepada buah hati anda tentang fungsi pisau dan cara
menggunakannya. Selain itu, katakanlah kepada buah hati anda tentang
bahaya dari pisau bila digunakan oleh anak-anak. Anda bisa mengatakan
kepada buah hati anda bahwa pisau bukanlah mainan, dan tidak pantas
digunakan oleh anak-anak. Dan anda bisa menjelaskan pula kepada buah
hati anda mengenai alasan mengapa pisau tidak cocok digunakan apalagi
dipakai sebagai maianan anak-anak. Anda bisa mengatakan hal ini
berkali-kali, terutama pada saat buah hati anda mulai “mupeng” saat anda
dengan lincah “memainkan” pisau di dapur.
Tindakan
pencegahan lainnya, adalah pada saat kita menghadapi situasi dimana
buah hati kita sudah terlanjut memegang pisau di tangannya. Apa tindakan
kita. Dalam hal ini, alangkah lebih baik bagi kita untuk tidak langsung
melarangnya, apalagi langsung memarahinya. Hal yang lebih bijaksana
yang bisa kita lakukan adalah dengan memberikan semacam kamuflase.
Maksudnya adalah dengan berkata,”Dik…. Mama mau pake pisaunya buat
masak sekarang. Kalau tidak ada pisau, bagaimana Mama bisa masak?” Itu
adalah salah satu contoh, Anda juga bisa memberikan mainan kesukaannya,
dan berkata,”Hei lihat… Transformer sedang diserang musuh. Dia butuh
bantuanmu untuk berperang!” Dan secara diam-diam anda bisa membujuk buah
hati anda untuk melepaskan pisau dan bermain dengan mainan kesukaannya.
Dalam kasus ini, saya hanya ingin menjelaskan agar kita tidak terlihat
panik dan bahkan langsung bereaksi secara emosional saat melihat buah
hati kita. Melainkan, kita harus bisa dengan tenang berusaha agar buah hati kita mau memberikan dan melepaskan pisau itu, tanpa ada unsur “kekerasan” atau larangan.
Fungsi
dari cara-cara di atas adalah agar buah hati kita tidak mudah
kehilangan kepercayaan diri dan kehilangan daya kreativitasnya. Karena
dengan kekerasan yang berbentuk larangan, bisa jadi buah hati kita bisa
tumbuh menjadi anak yang penakut dan minderan (karena banyaknya larangan
yang telah kita buat dan terekam di dalam memorinya). Sebagai orang
tua, tentu saja kita harus mengenal buah hati kita agar kita bisa lebih
mengerti cara mencegahnya saat buah hati kita melakukan hal-hal yang
kurang baik dan membahayakan dirinya. Karena bila kita dekat dengan buah
hati kita dan sudah sangat mengerti buah hati kita, maka kita tidak
sulit untuk menasihati dan membujuk buah hati kita saat melakukan
sesuatu yang tidak baik. Selain mengenal dan tentu saja dengan cara
memberikan perhatian dan kasih sayang, kita harus mengerti hal-hal yang
boleh dilakukan oleh buah hati anda sesuai dengan norma moral dan
nilai-nilai agama yang kita anut. Mengapa? Karena semakin kita mengerti
nilai-nilai moral dan agama dan mendidik anak dengan nilai-nilai moral
dan agama, maka buah hati kita pun pasti akan cenderung bertumbuh
menjadi anak yang patuh dan hormat kepada orang tua. Anak yang patuh dan
hormat pada orang tua, tentu akan semakin mudah untuk diarahkan dan
dinasehati. Mari kita didik buah hati kita menjadi anak yang cerdas dan
kreatif serta baik dan berakhlak mulia. (Kak Zepe)
Artikel ini ditulis oleh Kak Zepe, Pencipta Lagu Anak di dalam
aplikasi LAGU ANAK KAK ZEPE. Aplikasi ini bisa didownload GRATIS secara
online dengan media android, Ipad, dan Ipod.Untuk mendownloadnya silakan
search di GOOGLE PLAYSTORE,
atau klik https://play.google.com/store/apps/details?id=com.educastudio.kolakkakzepe1
Atau klik gambar di bawah ini:
Atau klik gambar di bawah ini:
Silakan Mempublikasikan Karya-karya Saya dengan mencantumkan:
Karya Kak Zepe, lagu2anak.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar