Kepribadian
seorang anak, sangatlah ditentukan oleh pola didik orang tua. Dalam hal
ini, tanggung jawab sebagai orang tua tidaklah hanya mencukupi
kebutuhan financial, melainkan juga mencukupi kebutuhan rohani di dalam
keluarga, khususnya bagi sang buah hati. Mungkin kadang kita merasa bila
kita telah menjadi orang tua yang baik; saat kita bisa membelikan
segala keinginan sang anak, menyekolahkan di sekolah favorit, atau
membelikan makanan yang enak. Sebenarnya hal yang tampak tersebut
tidaklah cukup. Banyak orang tua gagal mendidik anak karena orang tua
terlalu sibuk dengan pekerjaannya.
Biasanya,
kegagalan
orang tua dalam mendidik anak terjadi karena orang tua merasa diri
lebih pintar dan dewasa dari sang anak (terlalu superior). Mungkin
memang hal ini ada benarnya. Namun jangan sampai kita sebagai orang tua
menjadikan anak sebagai obyek. Kita menjadikan segala kepintaran dan
kedewasaan kita untuk membentuk anak sesuai dengan keinginan kita. Kita
terlalu menguasai anak kita, dan kurang mau memperhatikan dan
mendengarkan pendapat anak kita. Banyak orang tua telah mempersiapkan
sesuatu untuk masa depan anaknya. Mereka mempersiapkan sekolah pilihan
buat anaknya, mereka sudah menentukan pilihan bidang studi yang diambil
oleh sang anak kelak, mereka memaksa sang anak mengikuti banyak
bimbingan belajar dengan harapan anaknya kelak bisa menjadi pintar, dan
bisa menjadi orang yang mereka inginkan. Dalam hal ini,
sebenarnya orang tua telah mempersiapkan semua itu untuk siapa? Untuk
kebahagiaan sang anak, anak orang tua sendiri? Karena banyak fakta
menunjukkan bahwa banyak anak menderita secara batin karena mereka
terlalu dibentuk sesuai dengan keinginan orang tua. Banyak orang
tua yang merasa lebih pintar dan dewasa, telah membuat anak-anak mereka
menjadi tertekan dan tidak merasakan kebahagiaan.
Sebenarnya,
saat sang buah hati lahir, pada saat itulah orang tua sebaiknya bisa
menanamkan dalam hatinya sebuah saat untuk memulai pelajaran dan
pengalaman baru. Sehingga kita sebagai orang tua, tidak merasa diri
paling benar dan paling bisa mengatur segala sesuatu bagi sang anak,
namun kita mau bertumbuh bersama sang anak. Bertumbuh dan belajar
bersama sang anak, tentu bukanlah hal yang mudah. Kita tidak hanya cukup
mendidik anak dengan segala sesuatu yang telah kita rencanakan sendiri
dan hanya sesuai dengan pemikiran-pemikiran kita (yang mungkin udah
tidak up-to-date), melainkan juga meluangkan waktu bagi sang buah hati.
Seorang
anak kecil, mungkin terlihat kurang bisa memberikan kontribusi yang
besar dalam pertumbuhan kedewasaan kita. Namun sebenarnya, dari seorang
anak kecil, kita bisa banyak belajar yang berguna bagi kedewasaan kita.
Dan bila kita telah menutup dri dengan merasa diri paling benar, dewasa,
dan pintar, kita akan banyak sekali kehilangan pelajaran yang berharga
bagi kehidupan kita, khususnya untuk menjadi orang tua yang semakin
baik.
Pada
saat anak masih balita, khususnya masih berusia dua hingga tiga tahun,
buah hati kita mungkin sering menangis. Bila kita merasa lebih dari
mereka, kita akan merasa bila menangis tanpa alasan adalah
sebagai sesuatu hal yang bodoh. Dan urusan mendiamkan sang buah hati,
bukanlah level kita. Itu bukan urusan kita, malainkan bidangnya si mbak.
Seperti seorang tuan, yang harus mengepel lantai rumahnya. Pasti dia
akan lebih memilih pembantunya untuk mengepel lantai daripada harus
bersusah payah mengepel lantai sendiri. Walaupun sebenarnya dengan
mengepel lantaipun, si tuan bisa mendapatkan manfaatnya, bila si tuan
mau berpikir,”itung-itu olah raga, daripada di rumah hanya tidur
melulu.”
Begitu
juga dengan orang tua yang harus mendiamkan anaknya saat sedang
menangis. Bila orang tua mau berpikir bahwa mendiamkan sang buah hati
saat menangis adalah proses kecil untuk mendidik sang anak dan diri
sendiri, maka sang ibu telah memulai sebuah langkah kecil
yang baik dalam proses pendidikan anak untuk menjadi lebih dewasa, dan
pendidikan sang ibu untuk bisa menjadi ibu yang lebih baik. Secara sadar
atau tidak sadar, hal itu bisa menjadi proses terciptanya sebuah
hubungan batin.
Hubungan
batin antara orang tua dan anak adalah sesuatu yang penting dalam
proses pendidikan anak. Saya pernah menjumpai seorang anak didik saya di
sekolah, yang tidak merasakan adanya hubungan batin dengan orang
tuanya, sehingga dia bertumbuh menjadi anak yang bandel untuk memuaskan
kerinduannya mendapatkan perhatian dan kasih sayang. Dia tidak mau
mendengarkan orang tuanya, karena orang tuanya terlalu sibuk dengan
pekerjaannya dan hampir tidak pernah menyentuh dan memebrikan belaian
kasih sayang kepada sang anak. Dan mungkin bila orang tuanya menasihati
anak itu, anak itu akan berkata,”Siapa loh?”
Mungkin
itu hanyalah salah satu kasus dimana orang tua yang merasa diri lebih
pintar dan dewasa sehingga mengabaikan tanggung jawab sejati sebagai
orang tua. Untuk kasus yang lain, saya akan memberikannya dalam bentuk
syair. Syairnya seperti ini:
Saat
kita mau meminta maaf kepada anak kita, kita telah mengajarkan kepada
anak kita akan pentingnya kata maaf saat berbuat kesalahan, dan kita pun
telah belajar makna kerendahan hati saat menjadi orang tua. Sikap
rendah hati akan membuat anak mampu menjadi lebih terbuka tanpa merasa
tertekan dan merasa segan.
Saat
kita mau mengucapkan terima kasih kepada anak kita, kita telah
mengajarkan kepada sang anak makna kebaikan yang harus dijunjung tinggi
dan dilakukan dalam hidup sehari-hari. Dan kita pun belajar bersyukur
atas kebaikan Tuhan yang diberikan lewat anak kita. Karena dengan
bersyukur pula, kita bisa menerima anak kita apa adanya, dengan segala
kelebihan dan kekurangannya.
Saat
kita mau mengganti popok anak kita, setelah anak kita ngompol, kita
telah mengajarkan kepada anak kita makna saling membantu saat orang lain
ada dalam kesulitan dan ketidakberdayaan. Dan kita pun telah belajar
untuk tidak membiarkan orang lain terutama anak kita ada dalam
kesusahan, karena sesama dan anak kita adalah bagian dari diri kita
sendiri.
Untuk
selanjutnya, silakan anda temukan dalam diri buah hati anda. Masih
banyak kekayaan yang ada di dalam diri mereka yang bisa kita gali dan
kita dapatkan dengan mendidik dengan penuh kasih sayang dan perhatian. (Zepe)
Artikel ini ditulis oleh Kak Zepe, Pencipta Lagu Anak di dalam
aplikasi LAGU ANAK KAK ZEPE. Aplikasi ini bisa didownload GRATIS secara
online dengan media android, Ipad, dan Ipod.Untuk mendownloadnya silakan
search di GOOGLE PLAYSTORE,
atau klik https://play.google.com/store/apps/details?id=com.educastudio.kolakkakzepe1
Atau klik gambar di bawah ini:
Atau klik gambar di bawah ini:
picture is taken from www.spiesforparents.cpd.usu.edu
Silakan Mempublikasikan Karya-karya Saya dengan mencantumkan:Karya Kak Zepe, lagu2anak.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar